Kamis, 12 November 2009

Protein Kanker Bisa Dilumpuhkan

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: ehow)
London, Ilmuwan telah menemukan cara untuk melumpuhkan protein yang memiliki peran kunci pada penyakit kanker darah (leukimia) dan kanker lainnya.

Sebelumnya usaha-usaha yang dilakukan oleh para peneliti untuk menetralisir protein ini selalu gagal. Tapi terobosan yang berhasil ditemukan ini menimbulkan harapan untuk menciptakan jenis terapi baru yang dapat mengobati penyakit kanker. Studi ini dilakukan oleh US Dana-Farber Cancer Institute.

Protein adalah salah satu faktor yang berfungsi mengaktifkan atau menonaktifkan gen-gen serta mengendalikan sel-sel dalam tubuh untuk tumbuh dan berkembang.

Pada pasien kanker, gen yang bertanggung jawab untuk membuat protein seringkali menjadi rusak atau bermutasi. Akibatnya gen diaktifkan sepanjang waktu dan pertumbuhan sel menjadi tidak terkendali.

Studi yang dilakukan ini adalah protein yang disebut dengan Notch. Kelainan yang terjadi pada Notch hampir menjadi dasar dari berbagai jenis kanker seperti kanker darah, paru-paru, ovarium, pankreas dan gastrointestinal. Studi ini dilakukan untuk meneliti struktur dari Notch sehingga dapat mengisolasi titik lemah potensial dari protein ini.

Peneliti merancang potongan-potongan protein yang disebut peptida dalam bentuk tiga dimensi yang spesifik. Kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan peptida sintetik yang mudah diserap oleh sel dan dapat digunakan untuk mengubah regulasi gen pada situs tertentu.

Saat diuji dengan menggunakan hewan percobaan tikus, didapati pertumbuhan sel kankernya menjadi terbatas dan fungsi dari Notch ini terganggu.

"Penelitian ini sangat menarik, meskipun sebelumnya sudah ada obat-obatan yang digunakan untuk memblokir Notch, tapi obat-obatan ini memiliki beberapa efek samping yang serius," ujar Dr David Ish-Horowicz, kepala pengembangan genetik di Cancer Research UK's London Research Institute, seperti dikutip dari BBCNews, Jumat (13/11/2009).

Saat ini penelitian baru diuji sebatas pada hewan percobaan tikus saja sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut lagi mengenai bagaimana efeknya terhadap manusia.

Tapi dalam jangka panjang, bisa menjadi obat alternatif dan pengobatan yang lebih baik untuk penyakit leukimia atau kanker lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar